Kini Masjid ( tempat ibadah umat muslim ) telah menjadi sebuah bangunan yang di larang oleh negara tersebut, dan kitab suci Al-Qur'an kini juga menjadi sebuah larangan untuk keberadaannya, apalagi sholat, Berpuasa, dan semua yang berkaitan dengan islam, kini menjadi larangan keras.
Ada sebuah masjid yang telah di hancurkan di Angola, bahkan presiden angola mengatakan bahwa : Inilah titik akhir sebuah pengaruh islam di negara kami, ujarnya. Seperti yang telah dilansir pada media Marroconews 30/08. ( inna lillahi wa inna ilaihi roji'un ).
Presiden Angola secara langsung telah menetapkan pelarangan Islam melalui Menteri budaya, Rosa Cruz e Silva dan akan mengumumkanya secara langsung.
Baca : Sandera Kelompok Abu Sayyaf Telah Di Bebaskan
Silva mengatakan, bahwa agama Islam memang belum mendapatkan izin dari pemerintahannya, proses legalisasi agama Islam di angola tidak disetujui oleh kementerian kehakiman dan HAM. Dan seluruh Masjid di angola akan segera ditutup, ujarnya.
Silva mengatakan : Bahwa proses seebuah larangan atas eksistensi Islam di Angola telah diyakini bukan tanpa sebab dan tanpa proses panjang. Menurutnya, Agama Islam di angola, tidak sejalan dengan adat istiadat dan budaya masyarakat Angola, ( Heeeeem entah perincian budaya yang di katakannya, kok gak jelas).
Menurut data dari situs agama tetangga, kini jumlah Muslim di Angola hanyalah 80 / 90 ribu orang dari total populasi 18 juta jiwa, dan mayoritas penduduknya beragama Kristen, terdiri dari 95% populasi. 25%-nya adalah penganut Protestan yang telah ada sejak periode kolonial, termasuk gereja-gereja beraliran injil.
Namun ada Bantahan dari pihak pejabat Angola, bahwa telah melarang agama islam. Karena laporan tentang pelarangan Islam, belum bisa diverifikasi tentang kebenarannya secara independen, karena konstitusi Angola menjamin kebebasan beragama bagi semua warganya.
Baca : Nenek Asyani Di Jenguk Wakil Bupati Situbondo
Pada hari Senin (25/11), Pejabat yang tidak ingin disebutkan namanya, dari Kedutaan Angola di Washington DC, telah membantah keras, bahwa bangsanya di angola telah melarang keberadaan agama Islam. Ia juga mengatakan "Republik Angola adalah negara yang tidak ikut campur dalam agama". Kami memiliki banyak agama di sana, dan ini adalah kebebasan beragama. Kami memiliki Katolik, Protestan , Baptis, Muslim dan orang-orang injili, kata pejabat tersebut.
Pada bulan Oktober, Muslim yang berada di Viana Zango - ibukota Luanda, sangatlah terkejut, karena telah mengetahui menara Masjid yang telah mereka bangun, telah dibongkar menjadi beberapa bagian, dan para pihak berwenang sedikitpun tidak memberikan sebuah penjelasan yang tepat terkait langkah tersebut.
Sebuah komunitas Islam di Angola telah menarkan laporan atas larangan Islam oleh pemerintah, pemerintahan Angola mendapat kecaman dari aktivis hak asasi manusia, menyusul laporan bahwa pihaknya telah melarang keberadaan agama Islam di angola.
Menurut laporan yang telah di terbitkan oleh Guardian, pada hari Kamis (28/11), Komunitas Islam Angola (ICA), mengatakan bahwa delapan Masjid telah dihancurkan sejak tahun 2011.
ICA juga menambahkan bahwa siapa saja yang mempraktekan ajaran Islam berisiko dinyatakan bersalah tidak mematuhi hukum pidana Angola. ( wadduuuuh piye toh :( ).
Elias Isaac, direktur dari Open Society initiative Afrika selatan ( OSISA) dari yang dia tahu pada kabar berita, bahwa Angola adalah sebuah negara yang pertam kali melarang keras adanya agama islam. Dan ini adalah sebuah kegilaan dan sangat gila, karena semua ini tidaklah toleran trhadap perbedaan agama, di kutip dari PTV.
Organisasi - organisasi Keagamaan harus meminta pengakuan hukum di Angola. Pada bulan Oktober, Departemen Kehakiman Angola menolak keberadaan komunitas Islam.
Berdasarkan hukum Angola, kelompok agama harus memiliki lebih dari 100.000 anggota dan harus berada di 12 dari 18 provinsi untuk mendapatkan status hukum, yang memberikan kelompok itu hak untuk membangun sekolah-sekolah dan tempat ibadah. Sekitar 90.000 Muslim tinggal di Angola, yang merupakan Negeri berpenduduk sekitar 18 juta orang.
Presiden ICA David Ja mengatakan pada hari Kamis, bahwa ada sekitar 80 Masjid di Angola yang semuannya telah ditutup, kecuali yang berada di ibukota Luanda, karena Masjid-Masjid tersebut dianggap tidak memiliki izin.
Masjid-Masjid yang berada di Luanda seharusnya ditutup kemarin, akan tetapi karena kemarahan internasional terkait laporan bahwa Angola telah melarang Islam, pemerintah memutuskan untuk tidak menutup," katanya.
Ja juga menambahkan bahwa pemerintah Angola mulai menutup Masjid sekitar lima tahun lalu (2011), termasuk satu yang terbakar di provinsi Huambo.
Masjid lain juga telah dihancurkan di ibukota dan 120 Mushaf Al-Qur’an telah dibakar. Ja menambahkan bahwa umat Islam telah diminta untuk membongkar Masjid mereka sendiri.
Pacapa - Mereka biasanya mengeluarkan permintaan hukum kepada kita untuk menghancurkan bangunan dan memberi kita waktu 73 jam untuk melakukannya. Bila tidak melakukannya, maka otoritas pemerintah yang melakukannya sendiri. ( Palang Onggu ).
Presiden ICA juga mengatakan bahwa wanita Muslimah yang mengenakan cadar acap kali mendapat intimidasi dan kekerasan di Angola.
Kata Ja : Melihat keadaan, kebanyakan wanita Muslim takut untuk mengenakan hijab. Seorang wanita diserang di rumah sakit di Luanda karena mengenakan hijab, dan pada kesempatan lain, ada seorang wanita Muslim muda dipukuli dan diperintahkan untuk meninggalkan Negara itu karena dia mengenakan hijab. ( Astagfirlloh ).
Pejabat Angola mengklaim bahwa laporan media tentang larangan Islam telah dibesar-besarkan dan tidak ada tempat ibadah yang ditargetkan di Negara ini.
Tidak ada perang di Angola melawan Islam atau agama lain, "Manuel Fernando" direktur urusan agama di Departemen Kebudayaan Angola Mengatakan, tidak ada posisi resmi yang menargetkan penghancuran atau penutupan tempat ibadah, di manapun mereka berada.
Baca: Pemuda Puger Didin Kesetrum Di Bali
Namun, aktivis politik dan wartawan investigasi di Angola, Rafael Marques de Morais, telah mengkonfirmasi kebenaran keluhan ICA, ( Saya telah melihat perintah yang mengatakan umat Islam harus menghancurkan Masjid sendiri dan membersihkan puing-puing, atau mereka akan dituntut atas dasar hukum tuntutan pengrusakan.
Demikian klaim dan bantahan mengenai pelarangan Islam di Angola, sebuah Negara yang terletak di Benua Afrika. Untuk sebuah kebenarannya silahkan kalian cross check sendiri, bila dirasa meragukan mengenai informasi ini.
Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala senantiasa melindungi seluruh umat-Nya di dunia ini. Aamiin ya rabbal 'alamin....!!!!!
Presiden Angola secara langsung telah menetapkan pelarangan Islam melalui Menteri budaya, Rosa Cruz e Silva dan akan mengumumkanya secara langsung.
Baca : Sandera Kelompok Abu Sayyaf Telah Di Bebaskan
Silva mengatakan, bahwa agama Islam memang belum mendapatkan izin dari pemerintahannya, proses legalisasi agama Islam di angola tidak disetujui oleh kementerian kehakiman dan HAM. Dan seluruh Masjid di angola akan segera ditutup, ujarnya.
Silva mengatakan : Bahwa proses seebuah larangan atas eksistensi Islam di Angola telah diyakini bukan tanpa sebab dan tanpa proses panjang. Menurutnya, Agama Islam di angola, tidak sejalan dengan adat istiadat dan budaya masyarakat Angola, ( Heeeeem entah perincian budaya yang di katakannya, kok gak jelas).
Menurut data dari situs agama tetangga, kini jumlah Muslim di Angola hanyalah 80 / 90 ribu orang dari total populasi 18 juta jiwa, dan mayoritas penduduknya beragama Kristen, terdiri dari 95% populasi. 25%-nya adalah penganut Protestan yang telah ada sejak periode kolonial, termasuk gereja-gereja beraliran injil.
Namun ada Bantahan dari pihak pejabat Angola, bahwa telah melarang agama islam. Karena laporan tentang pelarangan Islam, belum bisa diverifikasi tentang kebenarannya secara independen, karena konstitusi Angola menjamin kebebasan beragama bagi semua warganya.
Baca : Nenek Asyani Di Jenguk Wakil Bupati Situbondo
Pada hari Senin (25/11), Pejabat yang tidak ingin disebutkan namanya, dari Kedutaan Angola di Washington DC, telah membantah keras, bahwa bangsanya di angola telah melarang keberadaan agama Islam. Ia juga mengatakan "Republik Angola adalah negara yang tidak ikut campur dalam agama". Kami memiliki banyak agama di sana, dan ini adalah kebebasan beragama. Kami memiliki Katolik, Protestan , Baptis, Muslim dan orang-orang injili, kata pejabat tersebut.
Pada bulan Oktober, Muslim yang berada di Viana Zango - ibukota Luanda, sangatlah terkejut, karena telah mengetahui menara Masjid yang telah mereka bangun, telah dibongkar menjadi beberapa bagian, dan para pihak berwenang sedikitpun tidak memberikan sebuah penjelasan yang tepat terkait langkah tersebut.
Sebuah komunitas Islam di Angola telah menarkan laporan atas larangan Islam oleh pemerintah, pemerintahan Angola mendapat kecaman dari aktivis hak asasi manusia, menyusul laporan bahwa pihaknya telah melarang keberadaan agama Islam di angola.
Menurut laporan yang telah di terbitkan oleh Guardian, pada hari Kamis (28/11), Komunitas Islam Angola (ICA), mengatakan bahwa delapan Masjid telah dihancurkan sejak tahun 2011.
ICA juga menambahkan bahwa siapa saja yang mempraktekan ajaran Islam berisiko dinyatakan bersalah tidak mematuhi hukum pidana Angola. ( wadduuuuh piye toh :( ).
Elias Isaac, direktur dari Open Society initiative Afrika selatan ( OSISA) dari yang dia tahu pada kabar berita, bahwa Angola adalah sebuah negara yang pertam kali melarang keras adanya agama islam. Dan ini adalah sebuah kegilaan dan sangat gila, karena semua ini tidaklah toleran trhadap perbedaan agama, di kutip dari PTV.
Organisasi - organisasi Keagamaan harus meminta pengakuan hukum di Angola. Pada bulan Oktober, Departemen Kehakiman Angola menolak keberadaan komunitas Islam.
Berdasarkan hukum Angola, kelompok agama harus memiliki lebih dari 100.000 anggota dan harus berada di 12 dari 18 provinsi untuk mendapatkan status hukum, yang memberikan kelompok itu hak untuk membangun sekolah-sekolah dan tempat ibadah. Sekitar 90.000 Muslim tinggal di Angola, yang merupakan Negeri berpenduduk sekitar 18 juta orang.
Presiden ICA David Ja mengatakan pada hari Kamis, bahwa ada sekitar 80 Masjid di Angola yang semuannya telah ditutup, kecuali yang berada di ibukota Luanda, karena Masjid-Masjid tersebut dianggap tidak memiliki izin.
Masjid-Masjid yang berada di Luanda seharusnya ditutup kemarin, akan tetapi karena kemarahan internasional terkait laporan bahwa Angola telah melarang Islam, pemerintah memutuskan untuk tidak menutup," katanya.
Ja juga menambahkan bahwa pemerintah Angola mulai menutup Masjid sekitar lima tahun lalu (2011), termasuk satu yang terbakar di provinsi Huambo.
Masjid lain juga telah dihancurkan di ibukota dan 120 Mushaf Al-Qur’an telah dibakar. Ja menambahkan bahwa umat Islam telah diminta untuk membongkar Masjid mereka sendiri.
Pacapa - Mereka biasanya mengeluarkan permintaan hukum kepada kita untuk menghancurkan bangunan dan memberi kita waktu 73 jam untuk melakukannya. Bila tidak melakukannya, maka otoritas pemerintah yang melakukannya sendiri. ( Palang Onggu ).
Presiden ICA juga mengatakan bahwa wanita Muslimah yang mengenakan cadar acap kali mendapat intimidasi dan kekerasan di Angola.
Kata Ja : Melihat keadaan, kebanyakan wanita Muslim takut untuk mengenakan hijab. Seorang wanita diserang di rumah sakit di Luanda karena mengenakan hijab, dan pada kesempatan lain, ada seorang wanita Muslim muda dipukuli dan diperintahkan untuk meninggalkan Negara itu karena dia mengenakan hijab. ( Astagfirlloh ).
Pejabat Angola mengklaim bahwa laporan media tentang larangan Islam telah dibesar-besarkan dan tidak ada tempat ibadah yang ditargetkan di Negara ini.
Tidak ada perang di Angola melawan Islam atau agama lain, "Manuel Fernando" direktur urusan agama di Departemen Kebudayaan Angola Mengatakan, tidak ada posisi resmi yang menargetkan penghancuran atau penutupan tempat ibadah, di manapun mereka berada.
Baca: Pemuda Puger Didin Kesetrum Di Bali
Namun, aktivis politik dan wartawan investigasi di Angola, Rafael Marques de Morais, telah mengkonfirmasi kebenaran keluhan ICA, ( Saya telah melihat perintah yang mengatakan umat Islam harus menghancurkan Masjid sendiri dan membersihkan puing-puing, atau mereka akan dituntut atas dasar hukum tuntutan pengrusakan.
Demikian klaim dan bantahan mengenai pelarangan Islam di Angola, sebuah Negara yang terletak di Benua Afrika. Untuk sebuah kebenarannya silahkan kalian cross check sendiri, bila dirasa meragukan mengenai informasi ini.
Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala senantiasa melindungi seluruh umat-Nya di dunia ini. Aamiin ya rabbal 'alamin....!!!!!