Mayat seorang TKW asal Kecamatan Watang Sawitto, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, bernama Hadaria, terpaksa masih tertahan di Rumah Sakit Malaysia. Hal tersebut dikarenakan keluarga tak mempunyai cukup uang untuk memulangkan jasad perempuan tersebut.
Hal itu diakui Nani anak kandung korban, Ia mengaku pihak keluarga hanya mendapat kabar dari Sarawak, Malaysia, jika Hadaria telah wafat pada Jumat 13 Januari.
Baca : TKI Korban Perdagangan Manusia Telah Meninggal Dan Di Makamkan di Suriah
Jenazah ibu belum dipulangkan, karena pengurusnya di Jakarta masih urus kelengkapan administrasi. Selain itu, dana yang dibutuhkan juga belum cukup," ujar Nani, Selasa (24/1/2017).
Hadaria bekerja sebagai TKW di Sarawak, Malaysia, selama 10 tahun. Ia bekerja sebagai karyawan kedai kopi. Jenazahnya kini masih tertahan di kamar mayat Hospital Sarawak.
Nani juga menjelaskan tuntutan biaya untuk pemulangan jasad senilai Rp35 juta. Jika tak mampu memenuhi biaya tersebut, jasad akan dimakamkan di Malaysia, itu pun tetap membutuhkan dana senilai Rp9 juta.
Baca : TKI Yang Bekerja Di Kapal Taiwan Sering Minum Air dari Freezer
Itulah mas, kami pihak keluarga tidak tahu mau bagaimana lagi. Kita di sini sangat berharap dipulangkan jasadnya, karena sudah 10 tahun ibu jadi TKW di Sarawak, pulangnya juga jarang," ujar Nani dengan nada sedikit lemah.
Nani pun mengaku mencoba berharap adanya uluran tangan dari pihak lain, utamanya pemerintah agar mendapat bantuan biaya pemulangan jasad Hadaria.
Baca juga : TKW Hongkong Sayuti Masih Dalam Keadaan Koma Hingga Saat Ini
Terpisah, Fakruddin selaku Camat Paleteang, menyatakan bahwa pihaknya dilematis atas perkara yang menimpa warganya.
Kita prihatin dengan kondisinya, keputusan keluarga belum ada hingga kini, apakah dimakamkan di sini atau di Malaysia.
Hal itu diakui Nani anak kandung korban, Ia mengaku pihak keluarga hanya mendapat kabar dari Sarawak, Malaysia, jika Hadaria telah wafat pada Jumat 13 Januari.
Baca : TKI Korban Perdagangan Manusia Telah Meninggal Dan Di Makamkan di Suriah
Jenazah ibu belum dipulangkan, karena pengurusnya di Jakarta masih urus kelengkapan administrasi. Selain itu, dana yang dibutuhkan juga belum cukup," ujar Nani, Selasa (24/1/2017).
Hadaria bekerja sebagai TKW di Sarawak, Malaysia, selama 10 tahun. Ia bekerja sebagai karyawan kedai kopi. Jenazahnya kini masih tertahan di kamar mayat Hospital Sarawak.
Nani juga menjelaskan tuntutan biaya untuk pemulangan jasad senilai Rp35 juta. Jika tak mampu memenuhi biaya tersebut, jasad akan dimakamkan di Malaysia, itu pun tetap membutuhkan dana senilai Rp9 juta.
Baca : TKI Yang Bekerja Di Kapal Taiwan Sering Minum Air dari Freezer
Itulah mas, kami pihak keluarga tidak tahu mau bagaimana lagi. Kita di sini sangat berharap dipulangkan jasadnya, karena sudah 10 tahun ibu jadi TKW di Sarawak, pulangnya juga jarang," ujar Nani dengan nada sedikit lemah.
Nani pun mengaku mencoba berharap adanya uluran tangan dari pihak lain, utamanya pemerintah agar mendapat bantuan biaya pemulangan jasad Hadaria.
Baca juga : TKW Hongkong Sayuti Masih Dalam Keadaan Koma Hingga Saat Ini
Terpisah, Fakruddin selaku Camat Paleteang, menyatakan bahwa pihaknya dilematis atas perkara yang menimpa warganya.
Kita prihatin dengan kondisinya, keputusan keluarga belum ada hingga kini, apakah dimakamkan di sini atau di Malaysia.