Pacapa.net - Nurkaeni adalah PMI Hongkong yang berasal dari Dusun Kojur RT/RW.11/03 Desa
Gemah Harjo, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, jawa timur. Keluarga menceritakan, Nurkaeni yang akrab disapa dengan nama Eni, berangkat Ke Hongkong pada 12 tahun silam melalui jasa sebuah PPTKIS yang berkantor di
kota Malang.
Dua tahun pertama Nurkaeni bekerja di Hongkong, komunikasi
masih berjalan lancar. Namun pada akhir tahun kedua, saat rencana cuti
liburan di susun, tiba-tiba Eni menghilang dari pantauan keluarga dan
tetangga. Sampai saat ini, 9 tahun lamanya Eni menghilang dari
suami, anak dan keluarga di Trenggalek.
Memang Rencananya Eni mau cuti pulang, suaminya Eni yang saat itu sedang
bekerja di Malaysia, juga berencana akan cuti pulang. Karena suami Eni
ingin sekali menikmati cutinya bersama istri dan keluarga di kampung halaman, dan akhirnya
suaminya mengalah, merubah jadwal tiket penerbangannya agar bisa bersama
mereka berdua cuti di kampung. Bahkan, karna keinginannya, suamin eni sampai
menepatkan jadwal penerbangan, agar nantinya saat di jemput di bandara
juanda, mereka berdua bisa dijemput menjadi satu rombongan oleh keluarga. Namun sejak sebelum
suami eni terbang, bahkan sampai saat suaminya tiba di juanda, Eni tak
juga terlihat datang. " ucapa Sukar kakak tertua Nurkaeni.
Baca : TKI Malaysia Tertimpa Besi - Dapat Sembilan Jahitan
Satu peristiwa itulah yang selalu diingat oleh seluruh keluarga besar Eni dan suaminya, sebagai awal hilangnya jejak Eni. Segala upaya keluarga untuk pencarian Eni mereka lakukan dengan mendatangi orang pintar. Bahkan rata-rata orang pintar yang mereka datangi memberi sebuah jawaban ( Bahwa Eni masih berada di Hongkong).
Baca : TKW Hongkong Rita Krisdianti di Vonis Hukuman Mati
Keluarga juga berupaya
bertanya kepada pihak sponsor yang merekrut Eni sudah pernah mereka lakukan.
Namun bukanlah jawaban memuaskan yang telah mereka dapatkan, akan tetapi keluarga Eni
justru malah disudutkan dan disalahkan oleh mereka, bahkan sampai pada upaya cuci tangan
yang dilakukan oleh Sumarli, sponsor yang merekrut Eni bekerja ke Hong
Kong.
Keberangkatan Eni ke Hongkong, memang tanpa disertai dengan surat ijin
suami/orang tua/ wali. Sebab, baik Mujito sang suami Eni maupun Sukar kakak
laki-laki Eni yang berposisi sebagai wali, posisi mereka bekerja di
pekerjaan dan tempat yang sama di Malaysia. Eni berangkat ke Hong Kong
memaksakan diri tanpa surat ijin suami/orangtua/wali.
Disamping Mujito suami Eni, Wisnu lah yang paling menderita batin karena tiada kabar sedikitpun tentang Eni. Kebutuhan perhatian dan kasih sayang
dari seorang ibu, lebih dari 10 tahun terakhir lamanya, tak pernah lagi di
rasakannya.
Mujito ayahanda sibuk bekerja di Malaysia untuk menafkahi Wisnu
berikut segala kebutuhan pendidikannya. Selalu bersemangat dan berusaha tegar demi
memperjuangkan keberhasilan anaknya, begitulah langkah yang ditempuh Mujito
saat ini. Meski guncangan batin yang selalu menerpa hati dan pikirannya,
namun Mujito tetap bisa bertahan untuk
rasional memandang masa depan.
Keluarga besar Nurkaeni alias Eni, sangat berharap dengan
ditayangkannya kisah mereka ini, Nurkaeni akan mengetahuinya dan kemudian
kembali ke tengah-tengah keluarga.
Eni, olehmu lungo kuwi ya wis suwi. Nyatane, anakmu mulai cilik sampe saiki wis gede, mosok kowe ora kelingan anakmu, ora mesakne anakmu, ora mesakne bojomu, ora mesakne dulur dulurmu. Kabeh ngarep-arep. Mestine kowe iku muleh. Koyo janjimu biyen naliko semayanan karo bojomu arep muleh cuti bareng. Bojomu wis ngalahi ngganti tiket pesawate, demi iso tekan Juanda bareng awakmu. Nanging awakmu kok ujug-ujug ilang nganti saiki. Ngopo en ? opo sing terjadi maring sliramu ?
Sebenarnya kalau kamu mau nerima apa adanya dan banyak bersyukur, dengan hasil kerja suamimu dari Malaysia, insya alloh sudah bisa digunakan untuk hidup sehari-hari, dan kamu di rumah sebenarnya bisa membuka usaha yang sesuai dengan minat dan jalanmu.
Eni, sekali lagi, semua keluarga mencarimu, menunggu kabarmu. Terutama Wisnu anakmu. Tolong, kalau kamu membaca pesan ini, segera menghubungi keluarga. Segera menghubungi anakmu, suamimu. Kalau saja di Hong Kong kamu punya masalah, sebaiknya kamu menceritakan pada keluarga, pada suamimu. Supaya tidak menimbulkan prasangka yang tidak-tidak, supaya semuanya terang benderang.
Baca : TKW Jualan Di Jembatan Mongkok Hongkong Di Razia
Pesan Dari Kamti Kakak Ipar Nurkaeni :
Eni, anakmu sekarang sudah besar. Kamu kok bertahun-tahun tidak ada kabarnya, tidak pernah menghubungi keluarga, ada apa En ? Apa kamu tidak ingat anak, suami dan keluarga di kampung ?Baca : TKW Jualan Di Jembatan Mongkok Hongkong Di Razia
Pesan Dari Kamti Kakak Ipar Nurkaeni :
Pesan Dari Wisnu Dwi Pranoto, Anak Nurkaeni :
Ibu..!!!, cepat pulang bu. Anakmu selalu menunggu. Bapak juga selalu menunggu. Ibu, betapa hati dan perasaan Wisnu selama ini selalu sedih, perih, setiapkali teringat ibu, setiapkali terbersit keinginan ingin di perhatikan, ingin diasuh dan ingin disayang ibu.
Wisnu kepingin ngumpul sama ibu sama bapak. Kalian berdua adalah kedua orang tuaku.
Sekali lagi, ibu, enggal wangsul. Bapak ngenteni, aku ya ngenteni. Wis suwe lho bu nek kesah. Sampe kapan akan seperti ini ? Apa ibu tidak pernah menghiraukan perasaan Wisnu??, Perasaan bapak?, Dalam penantian yang tanpa kepastian, perih dan sedih sekali rasanya bu. Ibu, pulanglah !!.
Sumber : Apakabar+